Politeknik Poliprofesi Medan

Unit Gunungsitoli

Politeknik Poliprofesi Medan Unit Gunungsitoli

Foto Bersama Panitia Perayaan Natal Tahun 2012

Politeknik Poliprofesi Medan

Unit Gunungsitoli

KMK Poliprofesi

Foto bersama setelah selesai Kebaktian Kampus Politeknik Poliprofesi Medan Unit Gunungsitoli

KMK Poliprofesi

Situasi Belajar Kelompok Oleh Komunitas Mahasiswa/i Kristen Poliprofesi (KMK Poliprofesi)

Minggu, 22 September 2013

KEHEBATAN IKAN LAUT

Baca: 2 Korintus 10:1-6

Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi. (2 Korintus 10:3)



Bacaan Alkitab Setahun:
Amos 1-5


Kehidupan ikan laut, menurut saya, amat menarik. Mereka menetas, bertumbuh besar, bermain, berenangrenang, dan berkembang biak di dalam air laut yang asin. Hebatnya, daging mereka tidak menjadi asin. Kita dapat menikmatinya sebagai hidangan yang sehat dan lezat. Begitulah. Lingkungan tidak mampu memengaruhi mereka. Lingkungan yang asin tidak serta-merta menjadikan tubuh mereka asin.

Sebuah gambaran yang jitu bagi orang percaya, bukan? Orang percaya seharusnya tidak ikut-ikutan dengan arus kehidupan dunia ini. Kita memang masih hidup di dunia, tetapi kita memiliki hidup baru yang bukan berasal dari dunia ini. Kewarganegaraan kita ada di dalam surga. Saat ini kita sedang menjalankan tugas sebagai duta Kerajaan Allah untuk bersaksi tentang Tuhan kepada dunia dan membawa dunia ini kepada Tuhan. Sepatutnya kita hidup menurut tata cara Kerajaan-Nya, bukan menurut tata cara dunia ini. Kita hidup untuk menyebarluaskan nilai-nilai Kerajaan Allah—kasih, kebenaran, sukacita, pengharapan, dan sebagainya—di lingkungan tempat kita berada.

Dengan kesadaran tersebut, kita dapat menghindari sikap berkompromi, seperti “Wah, itu memang sudah tradisi, sudah dari dulu,” atau “Semua orang juga melakukannya kok.” Kita adalah pembawa kabar baik pendamaian Allah bagi dunia ini. Kita tidak boleh membiarkan orang lain dan lingkungan mendikte hidup kita. Sebaliknya, kita harus berani bergerak melawan arus demi kebenaran. Apa yang benar itulah yang harus kita pertahankan apa pun risikonya.— TS

KITA DITETAPKAN UNTUK BERDAMPAK BAGI DUNIA,
BUKAN DIDIKTE OLEH ARUS DUNIA

Rabu, 13 Februari 2013

Tersenyum di Tengah Duka



Oleh: Sozanolo B Zega.,S.Kom

Sebagian orang berpikir kehidupan mengikut Yesus gampang, tapi dalam lapangannya banyak sekali kerikil-kerikil tajam, batu-batu besar yang harus dilewati oleh setiap orang Kristen.

Kerikil-kerikil itu seperti hubungan keluarga yang tidak baik, penyakit yang mungkin tidak kunjung sembuh, anak yang pemarah dan tidak perhatian pada orang tua, atau suami yang tidak mengasihi istrinya dengan sepenuh hati.

Bagaimana respon kita terhadap masalah yang datang silih berganti? Terkadang satu masalah belum selesai muncul lagi masalah yang besar dan tidak dapat kita pikul, tapi Tuhan tidak tidur. Ketika masalah kita belum diselesaikan dan doa kita tidak dijawab oleh Tuhan, sebagian kita ada yang bertanya ”Mengapa Tuhan? Di mana Tuhan?”
Saudara-saudaraku, itu adalah pertanyaan yang lumrah dialami oleh orang percaya, akan tetapi ingatlah, Tuhan tidak pernah tertidur. Masalah yang kita alami mungkin membuat kita tertekan dan sedih atau memikirkan terus menerus sampai kita kehilangan sukacita akan tetapi dalam Filipi 4:4 dikatakan bersukacitalah senantiasa, sekali lagi kukatakan bersukacitalah.”

Ketika dalam kebahagiaan, berkat melimpah, sehat selalu mudah bagi kita untuk bersukacita. Dari kata bahasa inggris mempunyai 2 kata yaitu happy dan joy. Happy biasa dilakukan orang ketika orang sedang dapat kesenangan, ulang tahun, sehat dan lainnya. Tapi yang Tuhan inginkan adalah kita memiliki ”joy”. Joy adalah perasaan bersukacita, senang, bahagia walau dalam keadaan menderita, walau penghasilan pas-pasan, walau keluarga sedang dalam masalah. Joy itu juga dialami oleh Paulus.

Paulus bisa menikmati” joy” padahal waktu itu Paulus sedang dipenjara di Filipi bukan karena dia jahat tapi karena mengikut Tuhan dan memberitakan Injil, ia dipenjara. Penjara zaman dahulu bukan seperti penjara saat ini, benar-benar menderita, orang ditaruh di tempat penjara yang sangat pengap dan penuh dengan binatang-binatang seperti tikus dan ular-ular kecil, akan tetapi Paulus tidak tenggelam dalam duka melainkan dia bisa bersukacita di tengah penderitaannya.

Itulah sebabnya Paulus menghimbau jemaat Filipi untuk bersukacitalah senantiasa. Kata senantiasa artinya adalah terus menerus jadi dalam keadaan duka pun tetap bisa tersenyum dan bahagia.

Mungkin kita berpikir ”Bagaimana mungkin bisa?” Aku sedang dalam beban berat, penderitaan berat sulit untuk tersenyum yang pastinya adalah penuh air mata. Paulus menegaskan bahwa kehidupan orang percaya harus selalu diisi dengan sukacita yang dari Tuhan, bahkan dalam I Tesalonika 5:16 dikatakan ”Bersukacitalah senantiasa”.

Mengapa kita harus bersukacita saat beban berat menimpa hidup kita?

1. Karena kalau kita bersukacita walau beban berat menimpa itu berarti kita menyerahkan masalah kita sepenuhnya dan bersandar pada Tuhan.

2. Karena kalau kita bersukacita, beban kita akan terasa ringan walau kita sedang menghadapi beban berat.

3. Karena kalau kita bersukacita, kita akan memahami tangan Tuhan sedang merancang untuk kita yang terbaik walau kita belum dapat memahami.

Belajarlah seperti Ayub, Ayub adalah seorang yang kaya raya namun takut akan Tuhan, satu kali kita ingat dia dicobai iblis mendapat sakit berat, 10 anaknya mati dalam sekejap, harta benda musnah akan tetapi dia tidak meninggalkan Tuhan, tetap bisa mempercayai Tuhan di tengah penderitaannya, dan bahkan mengatakan ”Masakan kita hanya menerima yang baik dari Allah tapi tidak mau menerima yang buruk?"

Kalau kita belajar menyerahkan semua beban masalah kita pada Tuhan, sesungguhnya kita akan menerima bahwa Tuhan punya maksud indah dan kita tetap bisa tersenyum di kala duka. Tuhan memberkati kita semua dan memberi keringanan dalam penderitaan kita.

Minggu, 16 Desember 2012

ARTI SEBUAH CINTA


Pernahkah kamu merasakan
bahwa kamu mencintai seseorang
meski kamu tahu ia tak sendiri lagi
dan meski kamu tahu
cintamu mungkin tak berbalas,
tapi..............
kamu tetap mencintainya,
Pernahkah kamu merasakan,
bahwa kamu sanggup melakukan apa saja demi seseorang yang kamu cintai,
meski kamu tahu ia takkan pernah peduli. ataupun
ia peduli dan mengerti,
tapi
ia tetap memilih untuk pergi.

Pernahkah kamu merasakan hebatnya cinta,
tersenyum kala terluka,
menangis kala bahagia,
bersedih kala bersama,
tertawa kala berpisah,

Aku pernah.............
aku pernah tersenyum meski kuterluka
karena kuyakin Tuhan tak menjadikannya untukku,
Aku pernah menangis kala bahagia,
karena kutakut kebahagiaan cinta ini akan sirna begitu saja,
Aku pernah bersedih kala bersamanya,
karena kutakut aku kan kehilangan dia
suatu saat nanti,
dan..............

Aku juga pernah tertawa saat berpisah dengannya,
karena sekali lagi,
cinta tak harus memiliki,
dan Tuhan pasti telah menyiapkan cinta yang lain untukku.

Aku tetap bisa mencintanya,
meski ia tak dapat kurengkuh dalam pelukanku,
karena memang cinta
ada dalam jiwa, dan bukan ada dalam raga.


Rabu, 12 Desember 2012

Pasang Banner/Widget Natal dan Tahun Baru di Blog


Pada kesempatan kali ini, saya akan share Banner/Widget Natal dan Tahun Baru di Blog dalam rangka menyambut Hari Natal dan Tahun Baru.

Senin, 10 Desember 2012

Cinta sejati

Lima tahun usia pernikahanku dengan Ellen sungguh masa yang sulit.
Semakin hari semakin tidak ada kecocokan diantara kami.
Kami bertengkar karena hal-hal kecil. Karena Ellen lambat membukakan pagar saat aku pulang kantor.

Karena meja sudut di ruang keluarga yang ia beli tanpa membicarakannya denganku, bagiku itu hanya membuang uang saja.

Hari ini, 27 Agustus adalah ulang tahun Ellen. Kami bertengkar pagi ini karena Ellen kesiangan membangunkanku. Aku dan aku tak mengucapkan selamat ulang tahun padanya, kecupan di keningnya yang biasa kulakukan di hari ulang tahunnya tak mau kulakukan.

Malam sekitar pukul 7, Ellen sudah 3 kali menghubungiku untuk memintaku segera pulang dan makan malam bersamanya, tentu saja permintaannya tidak kuhiraukan.

Jam menunjukkan pukul 10 malam, aku merapikan meja kerjaku dan beranjak pulang. Hujan turun sangat deras, sudah larut malam tapi jalan di tengah kota Jakarta masih saja macet, aku benar-benar dibuat kesal oleh keadaan.

Membayangkan pulang dan bertemu dengan Ellen membuatku semakin kesal! Akhirnya aku sampai juga di rumah pukul 12 malam, dua jam perjalanan kutempuh yang biasanya aku hanya membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai di rumah.

Kulihat Ellen tertidur di sofa ruang keluarga. Sempat aku berhenti di hadapannya dan memandang wajahnya. “Ia sungguh cantik” kataku dalam hati, “Wanita yang menjalin hubungan dengan kuselama 7 tahun sejak duduk di bangku SMA yang kini telah kunikahi selama 5 tahun, tetap saja cantik”. Aku menghela nafas dan meninggalkannya pergi, aku ingat kalau aku sedang kesal sekali dengannya. Aku langsung masuk ke kamar. Di meja rias istriku kulihat buku itu, buku coklat tebal yang dimiliki oleh istriku.

Bertahun-tahun Ellen menulis cerita hidupnya pada buku coklat itu.
Sejak sebelum menikah, tak pernah ia ijinkan aku membukanya. Inilah saatnya! Aku tak mempedulikan Ellen, kuraih buku coklat itu dan kubuka halaman demi halaman secara acak.

14 Februari 1996. Terima kasih Tuhan atas pemberianMu yang berarti bagiku, Vincent, pacar pertamaku yang akan menjadi pacar terakhirku..
Hmm. aku tersenyum, Ellen yakin sekali kalau aku yang akan menjadi suaminya.

6 September 2001, Tak sengaja kulihat Vincent makan malam dengan wanita lain sambil tertawa mesra. Tuhan, aku mohon agar Vincent tidak pindah ke lain hati.
Jantungku serasa mau berhenti…

23 Oktober 2001, Aku menemukan surat ucapan terima kasih untukVincent, atas candle light dinner di hari ulang tahun seorang wanita dengan nama Melly. Siapakah dia Tuhan? Bukakanlah mataku untuk apa yang Kau kehendaki agar aku ketahui.
Jantungku benar-benar mau berhenti. Melly, wanita yang sempat dekat denganku disaat usia hubunganku dengan Ellen telah mencapai 5 tahun. Melly, yang karenanya aku hampir saja mau memutuskan hubunganku dengan Ellen karena kejenuhanku. Aku telah memutuskan untuk tidak bertemu dengan Melly lagi setelah dekat dengannya selama 4 bulan, dan memutuskan untuk tetap setia kepada Ellen. Aku sungguh tak menduga kalau Ellen mengetahui hubunganku dengan Melly.

4 Januari 2002, Aku dihampiri wanita bernama Melly, Ia menghinaku dan mengatakan Vincent telah selingkuh dengannya. Tuhan, beri aku kekuatan yang berasal daripadaMu.
Bagaimana mungkin Ellen sekuat itu, ia tak pernah mengatakan apapun atau menangis di hadapanku setelah mengetahui aku telah menghianatinya. Aku tahu Melly, dia pasti telah membuat hati Ellen sangat terluka dengan kata-kata tajam yang keluar dari mulutnya.
Nafasku sesak, tak mampu kubayangkan apa yang Ellen rasakan saat itu.

14 Februari 2002, Vincent melamarku di hari jadi kami yang ke-6.
Tuhan apa yang harus kulakukan? Berikan aku tanda untuk keputusan yang harus kuambil. 14 Februari 2003, Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi Nyonya Alexander Vincent Winoto. Terima kasih Tuhan!

18 Juli 2005, Pertengkaran pertama kami sebagai keluarga.
Aku harap aku tak kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu aku agar lebih berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku.

7 April 2006, Vincent marah padaku, aku tertidur pulas saat ia pulang kantor sehingga ia menunggu di depan rumah agak lama. Seharian aku berada mall mencari jam idaman Vincent, aku ingin membelikan jam itu di hari ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi. Tuhan, beri kedamaian di hati Vincent agar ia tidak marah lagi padaku, aku tak akan tidur di sore hari lagi kalau Vincent belum pulang walaupun aku lelah.

Aku mulai menangis, Ellen mencoba membahagiakanku tapi aku malah memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Jam itu adalah jam kesayanganku yang kupakai sampai hari ini, tak kusadari ia membelikannya dengan susah payah.

15 November 2007, Vincent butuh meja untuk menaruh kopi di ruang keluarga, dia sangat suka membaca di sudut ruang itu. Tuhan, bantu aku menabung agar aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah Natal untuk Vincent.

Aku tak dapat lagi menahan tangisanku, Ellen tak pernah mengatakan meja itu adalah hadiah Natal untukku. Ya, ia memang membelinya di malam Natal dan menaruhnya hari itu juga di ruang keluarga.
Aku sudah tak sanggup lagi membuka halaman berikutnya. Ellen sungguh diberi kekuatan dari Tuhan untuk mencintaiku tanpa syarat.

Aku berlari keluar kamar, kukecup kening Ellen dan ia terbangun.
“Maafkan aku Ellen, Aku mencintaimu, Selamat ulang tahun.”